Rabu, 07 Desember 2016

nifas dan menyusui menurut agama



BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
 Nifas adalah darah yang keluar dari rahim karena melahirkan. Baik darah itu keluar bersamaan ketika proses melahirkan, sesudah atau sebelum melahirkan, yang disertai dengan dirasakannya tanda-tanda akan melahirkan, seperti rasa sakit, dan lain-lain. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 6-8 minggu. Periode nifas merupakan masa kritis bagi ibu, diperkirakan 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan yang mana 50% dari kematian ibu tersebut terjadi 24 jam pertama setelah persalinan dan ada suatu hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama masa nifas, termasuk beribadah, bersetubuh dengan suami dan lain-lain. Untuk itu perawatan saat masa nifas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Perawatan masa nifas mencakup berbagai aspek mulai dari pengaturan dalam kesehatan, anjuran untuk kebersihan, menghindari hal-hal yang tidak diperbolehkan. Selain perawatan nifas dengan memanfaatkan sistem pelayanan biomedical ada juga ditemukan sejumlah pengetahuan dan perilaku budaya dalam perawatan masa nifas. Makanan, minuman termasuk ASI juga pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang ada di dunia ini halal semua untuk dimakan dan diminum kecuali ada larangan dari Allah. Agama Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakan makanan yang halal dan baik. Makanan “halal” maksudnya makanan yang diperoleh dari usaha yang diridhai Allah. Sedangkan makanan yang baik adalah yang bermanfaat bagi tubuh, atau makanan bergizi. Segala jenis minuman apa saja yang ada di dunia ini halal untuk diminum kecuali ada larangan yang mengharamkan dari Allah dan Nabi Muhammad SAW.
Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.

 B.    Tujuan
    1. Untuk mengetahui masalah nifas.
    2. Untuk mengetahui hukum persetubuhan disaat sedang nifas.
    3. Untuk mengetahui cara kebersihan mandi setelah selesai nifas.
    4. Untuk mengetahui hukum ibadah diaat sedang nifas.
C.    Manfaat
    1. Mengetahui nifas dalam agama Islam.
    2. Mengetahui hukum nifas berdasarkan agama islam.
    3. Bagaimana cara kebersihan mandi setelah selesai nifas?
    4. Bagaimana hukum ibadah disaat sedang nifas?
    5. Bagaimana pandangan islam terhadap makanan & minuman termasuk ASI?























BAB II
PEMBAHASAN

A.        Masalah Nifas
Nifas adalah darah yang keluar dari rahim karena melahirkan. Baik darah itu keluar bersamaan ketika proses melahirkan, sesudah atau sebelum melahirkan, yang disertai dengan dirasakannya tanda-tanda akan melahirkan, seperti rasa sakit, dan lain-lain. Rasa sakit yang dimaksud adalah rasa sakit yang kemudian diikuti dengan kelahiran. Jika darah yang keluar tidak disertai rasa sakit, atau disertai rasa sakit tapi tidak diikuti dengan proses kelahiran bayi, maka itu bukan darah nifas. Selain itu, darah yang keluar dari rahim baru disebut dengan nifas jika wanita tersebut melahirkan bayi yang sudah berbentuk manusia. Jika seorang wanita mengalami keguguran dan ketika dikeluarkan janinnya belum berwujud manusia, maka darah yang keluar itu bukan darah nifas. Darah tersebut dihukumi sebagai darah penyakit (istihadhah) yang tidak menghalangi dari shalat, puasa dan ibadah lainnya. Perlu kita ketahui bahwa waktu tersingkat janin berwujud manusia adalah delapan puluh hari dimulai dari hari pertama hamil. Dan sebagian pendapat mengatakan sembilan puluh hari. Sebagaimana hadits dari Ibnu Mas’ud sradhiyallahu ‘anhu ,bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan kepada kami, dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang benar dan yang mendapat berita yang benar, “Sesungguhnya seseorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, kemudian menjadi ‘alaqah seperti itu pula, kemudian menjadi mudhghah seperti itu pula. Kemudian seorang malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan kepadanya untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menurut Ibnu Taimiyah, “Manakala seorang wanita mendapati darah yang disertai rasa sakit sebelum masa (minimal) itu, maka tidak dianggap sebagai nifas. Namun jika sesudah masa minimal, maka ia tidak shalat dan puasa. Kemudian apabila sesudah kelahiran ternyata tidak sesuai dengan kenyataan (bayi belum berbentuk manusia-pen) maka ia segera kembali mengerjakan kewajiban. Tetapi kalau ternyata demikian (bayi sudah berbentuk manusia-pen), tetap berlaku hukum menurut kenyataan sehingga tidak perlu kembali mengerjakan kewajiban.” (Kitab Syarhul Iqna’).
B.         Kebersihan
 Mandi Setelah selesai nifas seorang wanita diwajibkan untuk mandi wajib untuk menghilangkan hadast besar (darah nifas) tersebut dengan cara membasuh seluruh tubuh mulai dari puncak kepala hingga ujung kaki.
                         1        .Fardhu Mandi
a. Niat : bersama-sama dengan mula-mula membasuh tubuh. Lafadzh niat :
              نو يت الغسل لر فع الحد ث الا كبر فرضا لله تعالى “
               Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadast besar fardhu       karena Allah.”
               b. Membasuh seluruh badannya dengan air, yakni meratakan air ke   semua rambut dan kulit.
               c. Menghilangkan najis.
                         2          Sunnat Mandi :
               a. Mendahulukan membasuh segala kotoran dan najis dari seluruh       tubuh.
               b. Membaca basmallah pada permulaan mandi.
                c. Menghadap kiblat sewaktu mandi dan mendahulukan bagian kanan daripada kiri.
               d. Membasuh badan samapai tiga kali.
               e. Membaca doa sebagaimana membaca doa sesudah berwudhu.
               f. Mendahulukan mengambil air wudhu yakni sebelum mandi disunnatkan berwudhu terlebih dahulu.
C.         Ibadah
Wanita yang haid dan nifas haram melakukan shalat fardhu maupun sunnah, dan mereka tidak perlu menggantinya apabila suci. (Ibnu Hazm di dalam kitabnya al-Muhalla) Shalat sebagaimana yang kita ketahui, sahnya juga suci dari hadast besar. Cara menghilangkan hadast besar tersebut yaitu dengan cara mandi wajib. D. Pandangan Islam terhadap Makanan & Minuman Termasuk ASI 1. Tuntunan Islam tentang Makanan dan Minuman pada Ibu Nifas Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang ada di dunia ini halal semua untuk dimakan dan diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang terdapat dalam Al Qur’an dan yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW.
Namun terkadang pada masa nifas, ada pantangan memakan makanan tertentu padahal dalam islam tidak melarang makanan tersebut. Setelah melahirkan, seorang ibu akan melewati masa pemulihan hingga seluruh fungsi tubuh kembali normal seperti saat sebelum melahirkan. Masa ini berlangsung kurang lebih 40 hari.
 Masa nifas tetap perlu mendapat perhatian penting sama seperti ketika hamil. Terutama kebutuhan akan zat gizi dalam makanan yang sehat serta kebutuhan cairan tubuh. Dalam masyarakat kita, kebiasaan menghindari jenis makanan tertentu selama masa nifas masih tetap ditemukan, kendati sudah tinggal di kota besar dan berpendidikan tinggi. Bahkan, ada mitos yang dipercayai sebagai suatu kebenaran karena pengalaman orang lain. Misalnya, ketika seorang ibu nifas setelah makan telur lalu jahitannya gatal gatal dianggap telur adalah penyebab gatal pada luka jahitan. Padahal, memang sebelumnya ibu nifas tersebut alergi telur. Berikut ini adalah mitos yang sering ada pada ibu nifas dan alasan kesehatan mengapa mitos tersebut tidak benar.
 Ibu nifas tidak boleh makan ikan, telur dan daging supaya jahitan cepat 6 sembuh. Pernyataan ini tidak benar. Pada ibu nifas, justru pemenuhan kebutuhan protein semakin meningkat untuk membantu penyembuhan luka baik pada dinding rahim maupun pada luka jalan lahir yang mengalami jahitan. Protein ini dibutuhkan sebagai zat pembangun yang membentuk jaringan otot tubuh dan mempercepat pulihnya kembali luka. Tanpa protein sebagai zat pembangun yang cukup, maka ibu nifas akan mengalami keterlambatan penyembuhan bahkan berpotensi infeksi bila daya tahan tubuh kurang akibat pantang makanan bergizi. Protein juga diperlukan untuk pembentukan ASI. Ibu nifas sebaiknya mengkonsumsi minimal telur, tahu, tempe dan daging atau ikan bila ada. Kecuali bila ibu nifas alergi dengan ikan laut tertentu atau alergi telur sejak sebelum hamil, maka sumber protein yang menyebabkan alergi tersebut dihindari.
Bila memang alergi jenis protein tertentu misal ikan laut, Ibu nifas boleh mencari ganti sumber protein dari daging ternak dan unggas juga dari protein nabati seperti kacang kacangan. b. Ibu nifas tidak boleh makan yang berkuah dan tidak boleh banyak minum air putih supaya jahitannya tidak basah Pernyataan ini juga keliru. Tubuh ibu nifas membutuhkan banyak cairan terutama mengganti cairan tubuh yang hilang baik saat mengalami perdarahan, keringat, untuk pembentukan ASI. Bila cairan tubuh ibu nifas tidak tercukupi, maka akan terjadi kekurangan cairan, mengalami panas dan produksi ASI sedikit.
 Sebaiknya ibu nifas minum air putih yang cukup kurang lebih 8 gelas sehari disertai dengan asupan susu maupun jus buah. Bila setiap selesai minum ibu nifas akan sering buang air kecil justru lebih baik. Tidak perlu khawatir jahitan pada daerah perineum (luka jahitan jalan lahir) akan basah dan tidak sembuh. Justru sebaliknya. Semakin sering dibersihkan terutama dengan sabun dan air lalu dikeringkan setiap buang air kecil, maka jahitan akan segera pulih.
Perawatan luka pada jalan lahir berbeda dengan jahitan pada bagian tubuh yang lain misalnya pada tangan. Luka di jalan lahir dijahit dengan benang khusus yang cukup kuat dan bagian dalam luka (otot) benangnya akan menyatu dengan tubuh sedangkan bagian luar (kulit) jahitan akan lepas sendiri lalu mengering.
 Ibu nifas tidak boleh makan buah-buahan selama menyusui karena bayi 7 bisa diare Pernyataan ini tidak benar. Konsumsi buah sangat baik untuk menjaga kebugaran tubuh dan sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap mutu ASI. Jangan kuatir mengkonsumsi buah tidak menyebabkan diare pada bayi. Selain itu ibu nifas juga memerlukan asupan makanan berserat seperti buah dan sayur mayur untuk memperlancar buang air besar. Pada ibu nifas kebutuhan serat sangat penting untuk membantu proses pencernakan, Kadar vitamin dan air dalam buah juga sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Misalnya air jeruk, buah pisang dan pepaya. Sebaiknya ibu nifas selalu menyertakan menu buah setiap makan agar tidak mengalami sembelit.
 Ibu nifas tidak boleh makan terlalu banyak supaya tetap langsing Pernyataan ini tidak tepat. Pada ibu nifas, makanan bergizi dan porsi makan perlu ditingkatkan lebih baik dari sebelum kehamilan. Sumber karbohidrat, lemak, vitamin dan protein sangat dibutuhkan untuk proses pemulihan fisik ibu selama nifas dan melawan infeksi. Selain itu, juga berguna untuk pembentukan ASI agar berlangsung lancar. Langsing bukan dengan diet ketat pascabersalin, tetapi dengan melakukan senam nifas dan menyusui bayi secara ekslusif tanpa bantuan susu formula.
 Dengan cara demikian, pembakaran lemak pada tubuh akan berlangsung lebih baik dan ibu akan cepat ramping kembali seperti saat sebelum hamil.
  Tuntunan Islam dalam Pemberian ASI Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah.
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman, 31:14) Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.
 Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.Makanan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan tekhnologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini.
 ASI adalah ungkapan kasih sayang Allah sekaligus anugerah yang luar biasa terhadap setiap bayi yang terlahir ke muka bumi.Di dalam Surat Cintanya, bertebaran ayat-ayat tentang ASI. Antara lain : “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
 Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (Al-Baqarah [2]: 233) Hikmah ayat yang terkandung dalam kitab Suci Alqur’an tersebut, setidaknya menekankan bahwa Air Susu Ibu (ASI) sangat penting. Walaupun masih ada perbedaan pendapat tentang wajib atau tidaknya menyusui, tapi selayaknya bagi seorang muslim menghormati ayat-ayat Allah tersebut.
Terlepas wajib atau tidaknya hukum menyusui, dalam ayat 8 tersebut dengan tegas dianjurkan menyempurnakan masa penyusuan. Dan di sana juga disinggung tentang peran sang ayah, untuk mencukupi keperluan sandang dan pangan si ibu, agar si ibu dapat menuyusi dengan baik. Sehingga jelas, menyusui adala kerja tim. Keputusan untuk menyapih seorang anak sebelum waktu dua tahun harus dilakukan dengan persetujuan bersama antara suami isteri dengan mengutamakan kepentingan terbaik bagi si bayi. Insprasi utama dari pengambilan keputusan ini harus didasarkan pada penghormatan kepada perintah Allah dan pelaksanaan hukum-Nya, dan tidak bertujuan meremehkan perintahNya
.Demikian pula jika seorang ibu tidak bisa menyusui, dan diputuskan untuk menyusukan bayinya pada wanita lain, sehingga haknya untuk mendapat ASI tetap tertunaikan.
. Penerapan dalam Masyarakat Tuntunan Agama Terhadap Ibu Nifas. Didalam masyarakat walaupun sudah tau tentang masa nifas, dimana masa setelah melahirkan dan alat reproduksi belum pulih masih ada orang yang melakukan hubungan intim, padahal menurut agama dan ilmu kesehatan itu tidak diperbolehkan.
 Mandi wajib setelah masa nifas adalah mandi yang wajib dan ada doa khusus, tapi pada kenyataannya banyak di kalangan masyarakat yang setelah masa nifas mereka hanya mandi biasa tanpa ada niat khusus untuk membersihkan diri. Padahal didalam agama setelah masa nifas untuk membersihkan diri ada niatan khusus atau doa.
Makanan dan Minuman termasuk ASI Di masyarakat banyak mitos yang tidak benar yang berisi pantangan makan makanan tertentu pada ibu nifas, padahal makanan dan minuman tersebut tidak dilarang untuk dikonsumsi dalam islam. Contoh:
a.       Di masyarakat ada ibu nifas yang tidak makan ikan, telur dan daging supaya jahitannya cepat sembuh. Padahal itu tidak benar dan tidak ada larangan memakan ikan, telur, dan daging dalam islam
b.       Di masyarakat masih ada ibu yang tidak makan makanan yang berkuah dan tidak banyak minum air putih supaya jahitannya tidak basah. Padahal di dalam islam tidak ada larangan kalau ibu nifas tidak boleh memakan makanan yang berkuah dan minum banyak air putih.
c.        Ibu nifas ada yang tidak makan buah-buahan selama menyusui karena 10 takut bayinya diare. Dimasyarakat masih banyak ibu-ibu yang tidak mau menyusui anaknya dengan berbagai macam alasan diantaranya ibu mengaku tidak mau menyusui karena ibu takut jika payudara ibu menjadi kendor. Ada anggapan lain bahwa menurut ibu susu formula-lah yang lebih baik daripada air susu ibu tersebut sehingga ibu lebih memilih memberikan susu formula ketimbang ASI. Padahal dalam Al-Quran ibu dianjurkan untuk menyusui anaknya selama 2 tahun.

































BAB III
PENUTUP

A.         Kesimpulan
 Nifas adalah darah yang keluar disebabkan oleh kelahiran anak. Hukum yang berlaku pada nifas adalah sama seperti hukum haid, baik mengenai hal-hal yang diperbolehkan, diharamkan, diwajibkan maupun di hapuskan. Karena nifas adalah darah haid yang tertahan karena proses kehamilan. Takaran maksimal bagi keluar darah nifas ini adalah 40 hari. Seorang suami diharamkan untuk menyetubuhi istrinya selama dia masih nifas. Apabila darah nifas seorang wanita telah terhenti maka dia wajib mandi, sesuai dengan kesepakatan ulama umat ini sehingga wanita itu menjadi suci dari nifasnya, setelah itu suami diperbolehkan untuk menyetubuhinya. Wanita yang haid dan nifas haram melakukan shalat fardhu maupun sunnah sebelum ia melakukan mandi wajib. B. Saran Untuk dosen mata kuliah agama Islam diharapkan dapat memberikan bimbingan untuk tiap tenaga medis tentang cara islami menghadapi ibu yang mengalami nifas.


















DAFTAR PUSTAKA
Suryawati C. Faktor Sosial Budaya dalam Praktik Perawatan Kehamilan, Persalinan, dan Pasca Persalinan Studi di Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. 2007; Vol. 2 / No. 1.


Rabu, 30 November 2016

farida kusuma wardani


makalah tentang morbili




MORBILI




Disusun Untuk Tugas Mata Kuliah TIK
Dosen Pengampu : Rismawan Adi Yunanto, S.Kep,Ns.










Oleh :
Farida Kusuma Wardani
NIM. 16037140929




PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2016


 






BAB 1
PENDAHULUAN

1.1          Latar Belakang
Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini ditandai dengan gejala awal demam, batuk, pilek, dan konjungtivis yang kemudian diikuti dengan bercak kemerahan pada kulit (rash). Campak biasanya menyerang anak-anak dengan derajat ringan sampai sedang. Penyakit ini dapat meninggalkan gejala sisa kerusakan neurologis akibat peradangan otak (ensefalitis).
Penyakit campak pada waktu yang lampau dianggap penyakit anak biasa saja bahkan dikatakan lebih baik anak mendapatkannya ketika masih anak-anak daripada jika sudah dewasa. Tetapi sekarang termasuk penyakit yang harus dicegah karena tiidak jarang menimbulkan kematian yang disebabkan komplikasinya.
Morbili ialah penyakit virus akut, menular, yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium katar, stadium erupsi dan stadium konvalensi. Penyebab morbili adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring, darah dan urin selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Cara penularan dengan droplet dan kontak.
Biasanya penyakit ini timbul pada masa kanak-kanak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Ibu yang pernah menderita campak akan menurunkan kekebalannya kepada janin yang dikandungnya melalui plasenta, dan kekebalan ini bisa bertahan sampai bayinya berusia 4-6 bulan. Pada usia 9 bulan bayi diharapkan membentuk antibodinya sendiri secara aktif setelah menerima vaksinasi campak.





1.2             Tujuan
1.2.1          Tujuan Umum
a)      Mahasiswa mengetahui pengertian campak
b)      Mahasiswa mengetahui etiologi campak
c)      Mahasiswa mengetahui patologi campak
d)     Mahasiswa mengetahui gambaran klinis campak
e)      Mahasiswa mengetahui cara penularan
f)       Mahasiswa mengetahui komplikasi campak
g)      Mahasiswa mengetahui cara pencegahan campak
h)      Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan campak]
1.2.2     Tujuan Khusus
Agar mahasiswa memahami konsep campak pada anak dan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan proses keperawatan campak pada anak  dengan benar
1.3          Manfaat
Dapat di gunakan sebagai masukan bagi pengelola program dalam melakukan upaya pembrantasan dan pencegahan penyakit Campak berdasarkan faktor resiko yang telah terbukti di lapangan .













BAB II
KONSEP PENYAKIT

2.1     Definisi
Morbili adalah penyakit virus akut, menular, yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium katar, stadium erupsi dan stadium konvalensi.Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh virus (widoyono, 2008).
2.2     Etiologi
Virus campak merupakan virus RNA famili paramyxoviridae dengan genus Morbili virus. Sampai saat ini hanya diketahui 1 tipe antigenik yang mirip dengan virus Parainfluenza dan Mumps. Virus bisa ditemukan pada sekret nasofaring, darah dan urin paling tidak selama masa prodromal hingga beberapa saat setelah ruam muncul.
Virus campak adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi apabila berada di luar tubuh manusia. Pada temperatur kamar selama 3-5 hari virus kehilangan 60% sifat infektifitasnya. Virus tetap aktif minimal 34 jam pada temperatur kamar, 15 minggu di dalam pengawetan beku, minimal 4 minggu dalam temperatur 35˚C, beberapa hari pada suhu 0˚C, dan tidak aktif pada pH rendah (Soegeng Soegijanto, 2002).
2.3      Epidemiologi
Campak merupakan penyakit endemik di banyak negara terutama di negara berkembang. Angka kesakitan diseluruh dunia mencapai 5-10 kasus per 10.000 dengan jumlah kematian 1-3 kasus per 1000 orang. Campak masih ditemukan di negara maju. Sebelum ditemukan vaksin pada tahun 1963 di Amerika Serikat, terdapat lebih dari 1,5 juta kasus campak setiap tahun. Mulai tahun 1963 kasus campak menurun drastis dan hanya ditemukan kurang dari 100 kasus pada tahun 1998.
Angka kesakitan campak di Indonesia tercatat 30.000 kasus per tahun yang dilaporkan, meskipun pada kenyataannya hampir semua anak setelah usia balita pernah terserang campak. Pada zaman dahulu ada anggapan bahwa setiap anak harus terkena campak sehingga tidak perlu diobati.
Masyarakat berpendapat bahwa penyakit ini akan sembuh sendiri bila ruam merah pada kulit sudah timbul, yang berakibat ada usaha-usaha untuk mempercepat timbulnya ruam. Mereka beranggapan bahwa kalau ruam tidak keluar ke kulit, penyakit ini akan menyerang kedalam tubuh dan menimbulkan akibat yang lebih fatal daripada penyakitnya sendiri.
Campak biasanya menyerang anak berusia 5-10 tahun sebelum penggunaan vaksin campak. Setelah masa imunisasi (mulai tahun 1977), penyakit ini sering menyerang anak usia remaja dan orang dewasa muda yang tidak mendapat vaksinasi sewaktu kecil, atau mereka yang diimunisasi pada saat usianya lebih dari 15 bulan. Penelitian di rumah sakit selama tahun 1984-1988 melaporkan bahwa campak paling banyak terjadi pada usia balita, dengan kelompok tertinggi pada usia 2 tahun (widoyono, 2008).
2.4     Patogenesis/Patofisiologi
Lesi esensial campak terdapat dikulit, membran mukosa nasofaring, bronkus, saluran cerna, dan pada konjungtiva. Eksudat serosa dan proliferasi sel mononuklear dan beberapa sel polimorfonuklear terjadi sekitar kapiler. Biasanya ada hiperplasia jaringan limfoid, terutama pada apendiks, dimana sel raksasa multinukleus berdiameter sampai 100µm (sel raksasa retikuloendotelial Warthin-Finkeldey) dapat ditemukan. Di kulit, reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut. Bercak koplik terdiri dari eksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit. Reaksi radang menyeluruh pada mukosa bukal dan faring meluas ke dalam jaringan limfoid dan membrana mukosa trakeobronkial. Pneumonitis interstisial akibat dari virus campak mengambil bentuk pneumonia sel raksasa Hecht. Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder.
Pada kasus ensfalomielitis yang mematikan, terjadi demielinasi perivaskuler pada daerah otak dan medulla spinalis. Pada panensefalitis sklerotikans subakut Dawson (subacute sclerosing panencephlitis [SSPE]), dapat ada degenerasi korteks dan subtansi putih (alba) dengan benda-benda inklusi intranuklear dan intrasitoplasmik (Behrman, kliegman & arvin, 2000).
2.5     Manifestasi Klinis (Tanda Dan Gejala)
 Masa tunas 10-20 hari. Penyakit ini dibagi dalam 3 stadium, yaitu stadium kataralis, stadium erupsi, dan stadium konvalensi.
2.5.1  Stadium Kataralis (Prodromal)
Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai panas tubuh, malaise (lemah), batuk, fotofobia (silau), konjungtivis dan koriza (katar hidung). Menjelang akhir stadium kataralis dan 24 jam timbul enantema (ruam pada selaput lendir), timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili tetapi jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi eritema. Lokalisasinya di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah. Jarang ditemukan di bibir bawah tengah atau palatum. Kadang-kadang terdapat makula halus yang kemudian menghilang sebelum stadium erupsi. Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leukopenia. Secara klinis, gambaran penyakit menyerupai influenza dan sering didiagnosis sebagai influenza. Diagnosis perkiraan dapat dibuat bila ada bercak koplik dan pasien pernah kontak dengan pasien morbili dalam waktu 2 minggu terakhir.
2.5.2      Stadium Erupsi
Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau titik merah di palatum durum dan palatum molle. Kadang-kadang terlihat pula bercak koplik. Terjadinya eritema yang berbentuk makula-papula disertai meningkatnya suhu tubuh. Diantara makula terdapat kulit yang normal. Mula-mula makula timbul dibelakang telinga, dibagian atas lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang pipi.
Dalam 2 hari bercak-bercak menjalalar ke muka, lengan atas dan bagian dada, punggun, perut, tungkai bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah umumnya pada hari ketiga dan akan menghilang dengan urutan seperti terjadinya. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mendibula dan di daerah leher belakag.
Terdapat juga sedikit splenomegali serta sering pula disertai diare dan muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah black measles, yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.
2.5.3      Stadium Konvalensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi, pada anak Indonesia sering pula ditemukan kulit bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menurun sampai menjadi normal, kecuali jika ada komplikasi.
Penyakit morbili dapat dikelirukan dengan penyakit lain yang menyerupainya, yaitu yang disebut German measles. Bedanya pada penyakit German measles tidak terdapat bercak koplik tetapi ada pembesaran kelenjar suboksipital, servikal bagian posterior belakang telinga. Ruam akan timbul jika suhu tubuh telah menjadi normal (ngastiyah, 2005).
2.6     Komplikasi
Pada penyakit morbili terdapat resistensi umum yang menurun sehingga dapat terjadi anergi (uji tuberkulin yang semula positif berubah menjadi negatif). Keadaan ini memudahkan terjadinya komplikasi sekunder seperti otitis media akut, ensefalitis, bronkopneumonia. Bronkopneumonia dapat
disebabkan oleh virus morbili atau oleh pneumococcus, streptococcus, staphylococcus. Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak dengan malnutrisi energi protein (KKP), pasien yang berpenyakit menahun (misalnya tuberkulosis), leukimia dan lainnya. Oleh karena itu pada keadaan tertentu perlu dilakukan pencegahan. Komplikasi neurologis pada morbili dapat berupa hemiplegia, paraplegia, afasia, gangguan mental, neuritis optika dan ensefalitis. Ensefalitis morbili dapat terjadi sebagai komplikasi pada anak yang sedang menderita morbili atau dalam 1 bulan setelah mendapat imunisasi dengan vaksin virus morbili hidup (ensefalitis morbili akut), pada pasien yang sedang mendapat pengobatan imunosupresif (immunosupresive measles encephalopathy) dan sebagai subacute sclerosing panencephalitis (SSPE). 
SSPE adalah suatu penyakit degenerasi yang jarang dari susunan saraf pusat. Penyakit ini progresif dan fatal serta ditemukan pada anak dan orang dewasa. Ditandai oleh gejala yang terjadi secara tiba-tiba seperti kekacauan mental, disfungsi motorik, kejang dan koma. Perjalanan klinis lambat sebagian besar pasien meninggal dunia dalam 6 bulan sampai 3 tahun setelah terjadi gejala pertama.
Penyebab SSPE tidak jelas tetapi ada bukti-bukti bahwa virus morbili memegang peranan dalam patogenesisnya. Biasanya anak menderita morbili sebelum umur 2 tahun sedangkan SSPE dapat timbul sampai 7 tahun setelah morbili.
2.7     Pencegahan Primer , Sekunder , Tersier
2.7.1   Pencegahan Primer
Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk kelompok beresiko, yakni anak yang belum terkena Campak, tetapi berpotensi untuk terkena penyakit Campak. Pada pencegahan primer ini harus mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya Campak dan upaya untuk mengeliminasi faktor-faktor terseb
2.7.2      Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah  upaya  untuk  mencegah  atau menghambat timbulnya  komplikasi dengan  tindakan-tindakan seperti  tes penyaringan  yang ditujukan untuk pendeteksian dini  campak serta penanganan segera dan  efektif. Tujuan  utama  kegiatan-kegiatan pencegahan  sekunder adalah  untuk mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala  yang  telah sakit atau  penderita yang beresiko  tinggi untuk mengembangkan  atau memperparah  penyakit. Memberikan pengobatan penyakit sejak awal  sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya  komplikasi. Edukasi dan pengelolaan campak memegang peran  penting untuk  meningkatkan kepatuhan pasien  berobat.

2.7.3  Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan akibat  komplikasi. Kegiatan  yang dilakukan  antara  lain  mencegah perubahan dari  komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan melakukan rehabilitasi sedini mungkin  bagi penderita yang mengalami kecacatan. Dalam upaya ini diperlukan  kerjasama yang baik antara pasien-pasien dengan dokter maupun antara dokter-dokter yang terkait dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sangat dibutuhkan  untuk  meningkatkan motivasi pasien untuk mengendalikan penyakit  campak.  Dalam penyuluhan  ini hal  yang dilakukan adalah :
1. Maksud, tujuan, dan cara pengobatan komplikasi kronik
2. Upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan
3. Kesabaran  dan  ketakwaan untuk dapat menerima dan  memanfaatkan         keadaan  hidup dengan  komplikasi kronik.
Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi  antar disiplin  terkait juga sangat diperlukan,  terutama di rumah sakit rujukan, baik dengan para ahli sesama  ilmu.
2.8     Penatalaksaan  
2.81   Penatalaksanaan Medis
Pengobatan simptomatik dengan antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk dan memperbaiki keadaan umum. Tindakan lain ialah pengobatan segera terhadap komplikasi yang timbul.
2.8.2  Penatalaksanaan Keperawatan
Penyakit morbili merupakan penyakit yang mudah sekali menular. Selain itu, sering menyebabkan kematian jika mengenai anak yang keadaan gizinya buruk sehingga mudah sekali mendapat komplikasi terutama bronkopneumonia. Pasien morbili dengan bronkopneumonia perlu dirawat di rumah sakit karena memerlukan pengobatan yang memadai (kadang perlu diinfus dan pemberian oksigen). Masalah yang perlu diperhatikan ialah kebutuhan nutrisi, gangguan suhu tubuh, gangguan rasa aman dan nyaman, resiko terjadi komplikasi, dan kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
2.8.3  Kebutuhan Nutrisi
Penyakit morbili menyebabkan anak menderita malaise dan anoreksia. Anak sering mengeluh mulutnya pahit sehingga tidak mau makan/minum. Demam yang yang tinggi menyebabkan pengeluaran cairan yang lebih banyak. Keadaan ini jika tidak diperhatikan/tidak diusahakan agar anak mau makan atau minum akan menambah kelemahan tubuhnya dan memudahkan timbulnya komplikasi. Usahakan agar anak lebih banyak minum, makan makanan lunak dan berikan susu lebih banyak.
2.8.3  Gangguan suhu tubuh
Morbili selalu didahului demam tinggi bahkan dapat terjadi hiperpireksia yang walaupun telah diberi obat penurun panas/antibiotik tidak juga turun sebelum campaknya keluar. Untuk menurunkan suhu tubuh biasanya diberikan antipiretikum dan jika tinggi sekali juga diberikan sedativa untuk mencegah terjadinya kejang.
2.8.4  Gangguan rasa aman dan nyaman
Jika eksantem telah keluar anak akan merasakan gatal, hal ini akan menambah gangguan aman dan kenyamanan anak. Untuk mengurangi rasa gatal tubuh anak dibedaki dengan bedak salisil 1% atau lainnya (atas resep dokter). Selama demam masih tinggi jangan dimandikan tetapi sering-sering dibedak saja.
2.9     Prognosis
Prognosis  yang mungkin muncul pada pasien Morbili adalah
1)      Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penjamu dan agens infeksi
2)      Nyeri berhubungan dengan lesi kulit, malaise
3)      Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan isolasi dari teman sebaya
4)      Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penggarukan pruritus
5)      Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak yang menderita penyakit akut
6)      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencernatau ketidak mampuan mencerna makanan atau absorpsi nutrien yang diperlukan
7)      Ketidak efektifan  jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.












BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Morbili adalah penyakit virus akut, menular, yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium katar, stadium erupsi dan stadium konvalensi.
     1.Stadium Kataralis (Prodromal)
Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai panas tubuh, malaise (lemah), batuk, fotofobia (silau), konjungtivis dan koriza (katar hidung). Menjelang akhir stadium kataralis dan 24 jam timbul enantema (ruam pada selaput lendir), timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili tetapi jarang dijumpai.
     2.Stadium Erupsi
Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau titik merah di palatum durum dan palatum molle. Kadang-kadang terlihat pula bercak koplik.
     3.Stadium Konvalensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi, pada anak Indonesia sering pula ditemukan kulit bersisik.
Pengobatan simptomatik dengan antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk dan memperbaiki keadaan umum. Tindakan lain ialah pengobatan segera terhadap komplikasi yang timbul. Pasien morbili dengan bronkopneumonia perlu dirawat di rumah sakit karena memerlukan pengobatan yang memadai (kadang perlu diinfus dan pemberian oksigen).




B.       Saran
 Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
     1. Campak pada anak harus dipelajari untuk lebih memaksimalkan dalam              pemahaman ilmu keperawatan.
     2. Pihak akademik perlu menyelenggarakan seminar tentang campak pada anak.
     3. Akademik hendaknya menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan campak pada anak, umumnya materi-materi yang berkaitan dengan ilmu kesehatan anak.






















DAFTAR PUSTAKA

1. Fennelly, Glenn J. 2006. Measles. (Online, http://www.emedicine.com/ PED/topic1388.htm, diakses tanggal 11 Desember 2006)
2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1985. Ilmu Kesehatan Anak 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
3. Anonimous (1). 2006. Measles. (Online, http://www.cdc.gov/nip/publications/pink/ meas.pdf, diakses tanggal 11 Desember 2006
4. SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair, 2006. Pedoman Diagnosis & Terapi. Surabaya: Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo.
5. Cronan, Kate. 2005. Measles. (Online, http://www.kidshealth.org/ parent/infections/lung/measles.html, diakses tanggal 11 Desember 2006).
6. Kenneth Todar University of Wisconsin-Madison Department of Bacteriology. 2006. Measles. Online, www.bact.wisc.edu/themicrobialworld/Measles.jpg, diakses tanggal 11 Desember 2006).
7. Berhrman, Richard E.2003. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th edition. WB Saunders Company.
8. William, W. 2002. Current Pediatric Diagnosis & Treatment 16 th edition. USA: MacGraw-Hill Education
9. Soegijanto, 2001. Buku Imunisasi di Indonesia Edisi Pertama. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia.





Lampiran

Gambar 1 . Morbili pada bagian Chest dan Abdomen


Gambar 2 . Morbili pada bagian Wajah




Gambar 3 . Morbili pada bagian Punggung Tangan



Gambar 4 . Morbili pada Oral dan Palantum